........
Miftachul Wachyudi
(Yudee)
Miftachul Wachyudi atau akrab di
panggil Yudee lahir di Gresik, 7 atau 11 Nofember 1981 tepatnya di Kecamatan
Bungah Kabupaten Gresik. Kakeknya bernama H. Soelhan adalah Pejuang kemerdekaan
yang setelah pensiun bergabung di pondok pesantren sebagai sekretaris yayasan,
Kakek Yudee pernah bercerita bahwa pada saat itu ketika Belanda datang ke
Surabaya ia menyelam di kubangan air untuk bersembunyi sebelum keluar lalu
menyerang Belanda. Ayah Yudee bernama M. Fatchur Rochman adalah seorang wira
usaha sebelum menjadi pegawai yayasan. Ketika usia 6 tahun, ayahnya meninggal
dunia dikarenakan penyakit paru-paru . Ketika itu Yudee masih duduk di kelas 1
Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif (Sekolah Dasar), 3 tahun berikutnya ibunya yang
bernama Musholia menyusul dipanggil yang Maha Kuasa karena penyakit Kanker
Rahim. Usia 8 tahun, dalam keadaan yatim piatu, Kakek Yudee (H. Soelhan)
merencanakan untuk menyekolahkan di Akademi, namun justru dari keluarga Ibu
menginginkan untuk di bawa/ disekolahkan di Denpasar. 2 Saudara perempuannya,
seorang kakak bernama Tatik Fatmawati dan seorang adik bernama Laila Tur
Rohmah. Laila Tur Rohmah ikut bersama nenek dari pihak Ibu sedangkan Tatik
Fatmawati dan yudee yg masih berumur 8 tahun diantar oleh bibi dari pihak Ibu
untuk ikut bersama 2 paman dan 1 (sepupu Paman) yang ada di Denpasar yang sudah
di sana semenjak sekitar pertengahan tahun 70-an. Di Denpasar tinggal bersama 2
paman dan 1 (sepupu) Paman. Paman pertama Misbach H.M (kakak kandung Ibu)
menikah dengan wanita asal Kabupaten Gianyar yang yang memiliki kasta ksatria
(Desak/Dewa/keturunan raja) dan memiliki 3 orang anak (2 laki-laki dan seorang
perempuan) /sepupu dari Yudee. Menurut Yudee, Ibu Kandungnya merupakan
keturunan Negarawan Majapahit (Hayam Wuruk dan Gajah Mada). hal ini dibuktikan
dari cerita sejarah dan letak geografis, Yudee pernah mendengar cerita dari
juru kunci/ penjaga trowulan dimana paman dari Hayam Wuruk ada yang tinggal di
dekat tempat kelahiran nenek dari pihak ibu, dan ditemukan situs peninggalan di
dekat tempat kelahiran, meskipun masih bisa diperdebatkan, atau pun dari pihak
Bapak Kandung ada keturunan dari Sunan Giri (terdapat Situs Raden Sakti yakni
Putra/Cucu Sunan Giri ) di dekat tempat kelahiran kurang lebih sekitar 350
meter sebelah utara dari rumah. Sewaktu kecil Yudee juga diajarkan permainan
Cublek-Cublek Suwung (suatu permainan tradisional yang merupakan ciptaan dari
Sunan Giri) diajarkan oleh bibi / saudara kandung Ayah Yudee sewaktu Yudee
masih kecil. Namun terlepas dari semua hal itu, jiwa kenegarawanan yang
dimiliki oleh Yudee, sudah terlihat semenjak dididik di berbagai situasi dan
kondisi lingkungan dimanapun. Paman kedua bernama Fery H.M (adik kandung Ibu)
menikah dengan seorang wanita asal Kabupaten Karangasem (Kec. Antiga / Cempaga)
dan memiliki 2 anak ( 1 laki-laki dan 1 perempuan) . sepupu Paman yang bernama
Malik, menikah dengan wanita asal Kabupaten Negara yg juga berkasta ksatria
(Dewa Ayu), memiliki 3 orang anak. Yudee kecil dibesarkan di lingkungan yang
heterogen, majemuk dan bergaul dengan semua macam etnis, suku, bangsa, agama ,
dari berbagai macam kalangan , dan berbagai macam golongan/kasta. dibesarkan
dalam sebuah keluarga yang sangat menyayangi sehingga rasa rindu itu ada.
Hijrah ke Denpasar, Pamannya (Misbach HM) Menyekolahkan di SD Muhammadiyah I
(dekat dengan Puri Pemecutan), rumah tempat tinggal cukup jauh dari sekolah
sehingga harus berjalan di tengah Kota, sehingga tidak begitu banyak kegiatan
atau aktivitas di sekolah selain waktu sekolah reguler. Jalan yang sering
dilalui yakni Jalan Gajah Mada dan Jalan Hayam Wuruk , sehingga kedua tokoh ini
selalu diingat dan dipelajari. Yudee juga supel bergaul dengan semua
teman-teman baik di sekolah maupun di rumah, sehari-hari Yudee juga sering
bermain dengan teman-teman sebaya dari kasta Brahmana yakni Ida Bagus Tedy Yasa
,dan adik-adiknya yakni Ida Bagus Weda Putra, Ida bagus Adi, dayu gek,
permainannya antara lain permainan benteng2an, permainan petak umpet
(dur-duran), permainan guli (kelereng) , bermain bandungan layangan, dan
permainan tradisional lainnya, juga beberapa kali menonton bioskop bareng
karena bertetangga dan didepan rumah ada bioskop di seberang jalan (film2 nya
kebanyakan film mandarin , Barat dan film nasional), Ibu mereka dipanggil Ibu
Jero (Ibu kandung Gus tedy bersaudara) berdarah / keturunan Tionghoa Bali dan
sering mengajak Yudee bermain bulu tangkis menggunakan raket kayu dan
shuttlecock di sore hari di depan toko. mereka (Gus Tedy bersaudara) pada saat
itu juga adalah anak-anak Yatim, karena ayah mereka yakni Ida Bagus Aji
meninggal dunia karena penyakit ginjal. Yudee juga sempat di lempari batu dan
diteriaki serta hampir di ajak berkelahi oleh banyak anak - anak setempat
ketika melewati Jalan Hayam Wuruk menuju arah timur, tapi Yudee berusaha tetap
tenang dan tidak meladeni anak-anak tersebut. dan ketika dewasa tidak tau
kemana keberadaan anak-anak tersebut ketika sudah dewasa.Yudee juga supel
bergaul dengan semua masyarakat di sana sebagaimana anak2 kecil pada umumnya,
baik dengan kalangan bawah maupun atas. Memasuki masa SMP, bibinya (yang asli
Gianyar) mendaftarkan Yudee ke SMP Negeri 4 Denpasar. di sini lebih banyak
kegiatan yang diikuti antara lain, mengikuti ekstra Pencak Silat, Karate,
Basket, bulu tangkis, renang, sepak bola, dan sastra. di bidang akademis prestasi
yang di raih yakni 3 besar Danem tertinggi.setelah itu memutuskan untuk
melanjutkan ke SMK Negeri 1 Denpasar. kegiatan olah raga yang diikuti antara
lain Pencak Silat, Karate, Basket, Bulu Tangkis, Sepak Bola. untuk Porseni
(Pekan Olah Raga dan Seni) yang diikuti adalah cabang Pencak Silat. Pada saat
diadakan Gerak Jalan Puputan Margarana mendapat gelar juara 2 se-Bali. Setelah
menamatkan sekolah, memutuskan untuk bekerja di perusahaan swasta sambil
mengikuti English Course / Kursus Bahasa Inggris di IALF (Indonesian Australian
language Foundation) Denpasar untuk selama beberapa bulan .Selanjutnya Kurun
waktu tahun 1999- 2004, hijrah ke berbagai macam tempat, dimulai dari Pulau
Lombok (Ampenan, Mataram, Cakranegara, Praya , Selong ), lalu ke Pulau Sumbawa
(Sumbawa Besar, Empang, Dompu, Bima, Sape,) hijrah lagi ke Pulau Flores
(Labuhan Bajo, Ruteng, Bajawa, Ende) sampai menyebrang lagi ke pulau Ende, Nusa
Tenggara Barat & Nusa Tenggara Timur,selama tahun-tahun tersebut sebagian
besar waktu digunakan untuk berinteraksi dengan masyarakat sehingga sedikit
banyak tahu kondisi mereka, Yudee sempat dijuluki Anak Seribu Pulau oleh teman
Yudee yang bernama Yadi yang berasal dari Kalimantan Barat (Kec.
Sekadau/Sanggau), dan Uda yg berasal dari Padang Sumatera Barat. Selanjutnya
Yudee kembali ke Mataram (Pulau Lombok) dan sempat membuka usaha di Mataram ,
belajar dengan salah satu Dosen Kewirausahaan STAIN Mataram Lombok yang juga
merupakan Sekretaris Cabang Partai Demokrat yang bernama Syarafuddin M.Pd.,
Wira Usaha Sendiri sebagai agen Buku-buku perkuliahan. Bergaul dengan Presiden
BEM Universitas Mataram membuat pemikiran Yudee lebih mendalam mengenal
aktivitas Mahasiswa dalam organisasi. Begitu juga ketika bergabung sebagai
anggota APKLI membuat Yudee merasakan kondisi yang dialami masyarakat sekitar.
Yudee sempat berendam di permandian Raja-Raja di Suranadi Narmada Lombok Barat
(Dekat Kota Cakranegara), dan merasakan bagaimana para raja-raja zaman dulu
beristirahat dan relaksasi menyegarkan badan di permandian tersebut. Kondisi
ekonomi memaksa Yudee untuk kembali ke Denpasar pada pertengahan 2004, lalu
bekerja di Swasta sampai tahun 2008, sempat kuliah di Universitas Teknologi
Indonesia Denpasar, dan juga mengikuti Pendidikan Security 3 bulan tugas + 2
minggu di AURI Kuta dengan instructur Bapak Andry Kapoh (Mantan Kopassus),
Bapak Anton (Mantan Marinir) dan Bapak Qodiran (Polri/mantan kapolda), lalu
bertugas di Nusa Dua dan Sanur selama kurang lebih 3 bulan . Hingga akhir tahun
2008 ketika Lebaran, mudik ke tempat kelahiran dan secara kebetulan ada warisan
orang tua yang terlantar yakni sebidang tanah yang akhirnya di sulap menjadi
sebuah toko. Sambil mengelola usaha, melanjutkan kuliah dan aktif berorganisasi
sebagai Presiden BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) di salah satu Perguruan Tinggi
di Indonesia. Kemudian membentuk Organisasi Pengayom Kaki Lima untuk menampung
aspirasi pedagang kaki lima. Selepas menamatkan S1 dan sekaligus dilanjutkan
dengan S2 (Magister) , memutuskan untuk membuat suatu organisasi yakni PIA pada
tanggal 1 Oktober 2013 bertepatan dengan Hari Kesaktian Pancasila pukul 00.00
WIB sebagai sebuah Ide/Pemikiran pada saat itu, dan juga Sebagai wujud
kontribusi dalam Perpolitikan Nasional meskipun belum terdaftar dan memiliki
anggota namun tidak jadi terwujud , 5 hari kemudian tepatnya tanggal 5 Oktober
2013 bertepatan dengan Hari TNI memiliki sebuah ide lagi untuk membuat sebuah
organisasi lagi yakni GERABIMA (Gerakan Indonesia Besar dan Maju)yang akhirnya
berubah nama menjadi Partai Wibawa Indonesia ( 2 tahun kemudian didaftarkan ke
notaris setelah sebelumnya didaftarkan ke Kepala Desa (Bapak Muhammad
Nashihin), sebagai salah satu persyaratan untuk akta notaris) ……Partai Wibawa
Indonesia yang didirikan Yudee sepenuhnya berasaskan Pancasila, UUD 45, NKRI,
Bhinneka Tunggal Ika, dan taat pada PERRPU . Miftachul Wachyudi (Yudee)
berposisi sebagai Pendiri dan Ketua , dan Juga Sekaligus Calon Presiden
Republik Indonesia dari organisasi Partai tersebut. Hal ini dibarengi dengan
peristiwa meletusnya Kelud, lalu kemudian Gunung Tangkuban Perahu di Jawa Barat
pada tgl 5/10/2013 pukul 17.05 WIB dan juga terjadi peristiwa aneh dan
menyedihkan yakni terjadinya Topan Haiyan di Philipina yang menelan korban
10.000 jiwa dan kerugian 160 trilyun pada tanggal 11 Nofember 2013 . …… Pada
hari Minggu tanggal 15 Oktober 2013 sesudah melaksanakan sholat Idul Adha,
Yudee melakukan perjalanan napak tilas ke trowulan melalui jalur yang terdekat
yakni dari Bungah, Sembayat, Manyar, Bunder, Cerme, Balong Panggang, Mojokerto
dan Trowulan untuk mengamati suasana Idul Qurban masyarakat sekitar juga
berekreasi sekaligus mempelajari masa keemasan Majapahit di masa lalu ……Partai
Wibawa Indonesia yang didirikan Yudee sepenuhnya berasaskan Pancasila, UUD 45,
NKRI, Bhinneka Tunggal Ika, dan taat pada PERPPU.
Dalam perilaku Yudee sehari-hari,
Meskipun kekayaan semakin bertambah, Yudee tetap hidup sebagai orang yang
sederhana, ia lebih memilih untuk menggunakan hartanya untuk hal-hal yang lebih
penting. Orang-orang di sekeiling Yudee sangat mencintai dan menyayangi Yudee.
ia dikenal karena sifat-sifatnya yang terpuji. Semua orang sangat mencintainya,
karena ia orang yang dapat dipercaya”. Miftachul Wachyudi (Yudee) adalah orang
yang percaya sepenuhnya dengan keesaan Allah (Tuhan Yang Maha Esa), meneladani
Rasulullah Muhammad SAW. Yudee hidup dengan cara amat sederhana dan membenci
sifat-sifat tamak / angkuh . Ia dikenal menyayangi orang-orang
miskin, orang-orang yang tak mampu dan anak-anak yatim serta berbagi
penderitaan dengan berusaha menolong mereka. Ia juga menghindari semua
kejahatan-kejahatan seperti berjudi, meminum minuman keras, berkelakuan kasar
dan lain-lain, ia dikenal sebagai seorang yang baik hati. Miftachul Wachyudi
(Yudee) adalah calon Presiden Republik Indonesia dari Partai Wibawa Indonesia
(sebelumnya bernama Gerabima).