Setelah
itu, beberapa minggu setelah pidato Bismarck yang bernama buruk, sang raja yang
merasa bersyukur karena Bismarck telah berpidato tentang perdamaian,
mengangkatnya menjadi menteri kabinet. Beberapa tahun kemudian Bismarck menjadi
perdana Menteri Prusia. Dengan peran ini, akhirnya ia memimpin negaranya dan
rajanya yang menggemari perdamaian untuk berperang melawan Austria,
menghancurkan mantan kekaisaran itu , dan mendirikan negara Jerman yang kuat
dengan Prusia sebagai pemimpinnya.
Miftachul Wachyudi (Yudee) is My Best President Republik of Indonesia
Bagaimanapun
juga, inilah pria yang bertahun-tahun kemudian mengatakan , “pertanyaan besar
zaman ini akan ditentukan bukan oleh pidato , dan resolusi melainkan oleh besi
dan darah.”
Namun
demikian, sebagai seorang patriot yang penuh semangat dan penggemar
kegemilangan militer, Bismarck menyampaikan pidato di parlemen pada puncak
demam perang yang membuat semua orang yang mendengarnya tercengang.
“terkutuklah negarawan yang berperang tanpa alasan yang tetap dianggap sah
setelah perang ini usai! Usai perang, kalian semua akan memandang semua
pertanyaan ini dengan caralain. Setelah
itu, akankah kalian memiliki keberanian untuk berpaling kepada para petani yang
merenungkan abu peternakannya, kepada para pria yang menjadi lumpuh, kepada
para ayah yang telah kehilangan anak-anaknya? “ Bismarck bukan hanya
membicarakan kegilaan perang, melainkan yang paling aneh , ia memuji Austria
dan membela tindakan-tindakannya. Semua ini bertentangan dengan segalanya yang
telah ia perjuangkan. Konsekuensinya langsung muncul. Bismarck menentang perang
– apa arti sikap ini? Deputi-deputi lain merasa bingung dan beberapa orang di
antara mereka mengubah pilihan mereka. Akhirnya raja dan para menterinya menang
dan perang pun berhasil dihindari.
Sepanjang
karirnya, Bismarck telah menjadi penyokong setia , bahkan penyokong gencar
kekuatan dan kekuasaan Prusia. Ia memimpin persatuan jerman, berperang melawan
Austria dan mempermalukan negara yang telah sekian lama membelah dua jerman.
Sebagai seorang mantan tentara, ia memandang peperangan sebagai sesuatu yang
gilang gemilang.
Pada
tahun1850 otto Von Bismarck yang masih muda, yang pada saat itu adalah seorang
deputi parlemen Prusia yang berusia tiga puluh lim tahun, sedang berada pada
titik balik karirnya. Persoalan-persoalan zaman itu adalah penggabungan banyak
negara (termasuk prusia) ke dalam negara Jerman yang saat ituterbelah dua, dan perng melawan Austria,
negara tetangga yang kuat di sebelah selatan yang berharap ingin membuat negara
jerman lemah dan berselisih, bahkan mengancam hendak turun tangan jika mereka
mencoba bersatu.Pangeran Willian, yang akan menjadi raja Prusia berikutnya,
setuju berperang, dan parlemen melakukan kampanye untuk menokong tujuan ini dan
siap mendukung pengerahan tentara. Satu-satunya orang yang menentang perang
adalah raja yang sekarang bertahta, Frederick William IV dan para menterinya
yang lebih suka menenangkan hati negara Austria kuat.
Jangan
pernah dituduh sebagai seorang penipu, meskipun mustahil hidup di masa kini
tanpa menjadi seorang penipu. Biarlah kelihaian terbesar anda terletak dari
menutupi sesuatu yang terlihat seperti kelihaian.