SI
ANGSA DAN SI KUDA
Seekor
angsa yang sedang mencabuti rumput dalam benaknya sendiri merasa terhina oleh
seekor kuda yang makan di dekatnya; dan dengn aksen mendesis, ia menyapa kuda
itu: “aku jelas-jelas hewan yang lebih mulia dan sempurna dibandingkan kau,
karena seluruh rangkaian dan batasan kemampuan dibatasi oleh satu elemen saja.
Aku bisa berjalan di darat sebaik dirimu; selain itu, aku memiliki sayap yang
bisa kupergunakan untuk mengangkat diriku ke udara; dan jika mau, aku bia
berolahraga di sungai dan di danau, dan menyegarkan diriku di air yang sejuk.
Aku menikmati kekuatan yang berbeda-beda dari seekor burung, seekor ikan, dan
seekor hewan berkaki empat. “si kuda , yang mendengus dengan nada agak
mencemooh, membalas : “memang benar kau mewarisi tiga elemen, tetapi kau tidak
meraih prestasi yang sangat menonjol dalam salah satu elemen itu. Kau memang
bisa terbang; tetapi cara terbangmu amat pelan dan canggung sehingga kau tidak
berhak menganggap dirimu sejajar dengan burung lark atau burung layang-0layang.
Kau bisa berenang di permukaan air, tetapi kau tak bisa hidup di dalam air
sepertiikan; kau tak bisa menemukan makananmu pada elemen tersebut atau
meluncur mulus di sepanjang dasar ombak. Dan saat kau berjalan, atau sebaliknya
berjalan terkedek-kedek di tanah dengan telapak mkakimu yang lebar dan leher
panjangmu yang terulur sambil mendesis kepada semua orangyang melewatimu,kau
menjadikan dirimu sasaran penghinaan semua makhluk yang melihatmu. Aku mengaku
bahwa ku hanya diciptkan untuk bergerak di tanah; tetapi alangkah anggun
diriku! Alangkah cekatan tungkai-tungkai kakiku! Alangkah indah sekujur
tubuhku! Alangkah hebat kekuatanku! Alangkah mencengngkan kecepatanku! Aku jauh
lebih memilih hanya bisa berada dalam satu elemen saja dan dikagumi pada elemen
tersebut alih-alih menjadi seekor angsa!”