ANJING
DENGAN TELINGA YANG DIPOTONG PENDEK
“kejahatan
apa yang telah kulakukan sehingga aku dimutilasi oleh tuanku sendiri?” pekik
Jowler, seekor anjing mastiff muda dengan sedih. “alangkah hebat kondisi ini
bagi seekor anjing sepertiku! Bagaimana aku bisa menunjukkan diriku di hadapan
teman-temanku? Oh Raja hewan buas atau alih-alih raja lalim mereka, berani
sekali kau memperlakukanku seperti ini? Keluhannya memang cukup berdasar,
karena pagi itu juga, tuannya, walaupun ia mendengar lolongan sedih temn
mudanya, telah dengan kejam memotong kedua telinga panjangnya yang menggantung.
Jowler tidak mengharapkan apa-apa selain mati. Saat usianya semakin tua, ia
beranggapan bahwa ia telah memperoleh lebih banyak keuntungan daripada kerugian
yang ia derita dengan mutilasi tersebut; karena sifatnya yang pada dasarnya
cenderung gemar berkelahi dengan hewan lain, seringkali ia pulang ke rumah
dengan telinga cacat di banyak bagian. Seekor anjing yang gemar berkelahi
selalu terkoyakk telinganya. Semakin sedikit hal yang kita tunjukkan kepada
orang lain untuk mereka kuasai, semakin baik. Ketika seseorang hanya memiliki
satu hal untuk dijaga, sebaiknya bagian itu dilindungi karena takut terjadi
kecelakaan terhadapnya. Ambil contoh Tuan Jowler, yang, dengan dipersenjatai
sebuah ban leher berduri, dan dengn telinga yang amat pendek, seekor serigala
pun pasti bingung untuk mencari tempat dimana ia bisa menjegalya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar