Miftachul Wachyudi (Yudee) is My Best Next President Republik Indonesia

Miftachul Wachyudi (Yudee) is My Best Next President Republik Indonesia
Miftachul Wachyudi (Yudee) is My Best Next President Republik Indonesia

Miftachul Wachyudi (Yudee) is My Best Next President Republik Indonesia

Miftachul Wachyudi (Yudee) is My Next Best President Republik Indonesia

Sabtu, 31 Mei 2014

BINATANG-BINATANG / HEWAN-HEWAN YANG TERSERANG WABAH






BINATANG-BINATANG / HEWAN-HEWAN YANG TERSERANG WABAH


Suatu epidemi yang menakutkan yang dikirimkan ke bumi oleh sorga untuk melampiaskan amarahnya kepada dunia yang penuh dosa, yang disebut dengan julukan yang patut diterimanya, yaitu wabah, wabah mematikan yang merenggut nyawa banyak korban telah menyerang setiapo hewan dengan kekuatan penuh. Tidak semua hewan mati, tetapi mereka sudah kehilangan semangat hidup. Dan tidak  ada satu pun hewan yang masih berusaha berjuang membakar semangat hidup mereka yang sudah hampir padam.  Tidak ada makanan apapun yang membangkitkan selera  mereka; serigala dan rubah tidak lagi menjelajah untuk mencari mangsa yang tak berbahay dan tak berdaya; dan burung dara tidak mau bergaul dengan burung dara lain, karena cinta dan sukacita telah melayang pergi. Akhirnya si singa mengepalai pertemuan dan berkata: “:teman-teman tersyang, aku yakin bahwa atas kehendak sorgalah kita para pendosa  ditimpa kesengsaraan. Karena itu, biarlah salah stu diantara kita yang paling banyak berdosa menjadi korban amarah sorgawi, dan biarlah dia menjadi korban demi menyelamatkan kita semua; karena sejarah mengajarkan kepada kita bahwa di tengah krisis semacam ini kita harus memberikan korban semacam ini. Tanpa menipu diri dengan teliti, marilah kita geledah nurani kita. Seingatku, tanpa mempersoalkan selera makanku yang serakah, aku telah menyantap banyak domba yang tidak pernah menyakitiku dalam hal apapun. Dan bahkan pernah mencoba memakan penggembala. Namun kurasa kalian juga sebaiknya mengakui dosa-dosa kalian. Barulah adil jika kita semua berusaha sekuat tenaga untuk memilih yang paling bersalah di antara kita.” “tuan anda adalah raja yang terlalu baik,”sahut serigala; “keraguan anda menunjukkan kebijaksanaan anda. Apakah melahap domba , gerombolann ternak yang kotor dan vulgar iutu merupoakan dosa? Tidak tuan, mereka malah merasa terhormat dilalap oleh tuan; sementara menyangkut para penggembala itu bisa kita katakan bahwa mereka pantas menerima nasib terburuk, karena mereka adalah kelompok yang merencanakan hendak menguasai dan mengeksploitasi kita.” Itulah  jawaban si srigala, dan sorak sorai pun terdengar riuh rendah, tetapi tidak ada satu pun hewan yang bberani mengkritik pelanggaran si macan, beruang dan hewan besar lain yang paling tak bisa dimaafkan. Mereka setuju bahwa masing-masing hewan dari ras rendah apapoun. Benar-benar baik, kemudian tibalah hgiliran si keledai yang mengatakan: “aku ingat bahwa aku pernah melintasi padang rumput sebuah rumah saat lapar, disana ada banyak rumput, dan selain itu, aku yakin bahwa keserakahan menyergapku, jadi aku menyantapo sedikit rumput itu. Padahal sejujurnya aku tidak berhak memakannya sama sekali.” Semua hewan yang hadir beramai-ramai menyerang si keledai: seekor serigala yang cukup berpengetahuan besaksi bahwa  hewan terkutuk itu harus menjadi korban amarah mereka. Penyebab penderitaan mereka yang menyedihkan yang bermuka tebal. Mereka menilai bahwa si keledai hanya cocok dihukum di tiang gantungan: alangkah keji si keledai yang memakan rumput milik orang lain! Hanya kematiannya saja ang bisa menebus kejahatan yang amat keji itu, dan itulah yang terjadi kemudian. Tergantung dari kedudukan sosial anda, hukum akan menilai anda hitam atau putih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar