Miftachul Wachyudi (Yudee) is My Best Next President Republik Indonesia

Miftachul Wachyudi (Yudee) is My Best Next President Republik Indonesia
Miftachul Wachyudi (Yudee) is My Best Next President Republik Indonesia

Miftachul Wachyudi (Yudee) is My Best Next President Republik Indonesia

Miftachul Wachyudi (Yudee) is My Next Best President Republik Indonesia

Rabu, 28 Mei 2014

PERANGKAP






PERANGKAP

Pada hari Ramiro dihukum mati, Cesare (Borgia) meninggalkan Cesena, meningglkan mayar yang dimutilasi itu di alun-alun kota, dan peri ke daerah selatan. Tiga hari kemudian  ia tiba di Fano, dimana ia menerima kedatangan wakil kota Ancona yang meyakinkannya akan kesetiaaan mereka. Seorang kurir dari Vitellozo Vitelli mengumumkan bahwa pelabuhan Adriatik kecil di Sinigalia telah menyerah kepada condottieri (tentara bayaran). Hanya enteng itu, yang dipimpin oleh Andrea Doria dari Genoa, yang masih bertahan, dan Doria menolak menyerahkannya kepada siapapun kecuali kepada cesare sendiri. (Borgia) mengirimkan kabar bahwa ia akan tiba keesokan harinya, persis seperti harapan condottieri itu. Setelah Cesare mencapai Sinigalia, ia akan menjadi mangsa empuk yang terjebak diantara benteng dan pasukan mereka yang mengepung kota itu... si condotierri yakin bahwa mereka memiliki superioritas militer, merasa yakin bahwa kepergian paukan Prancis berarti bahwa Cesare hanya memiliki satu pasukan kecil saja. Sesungguhnya, menurut Machiavelli, (Borgia) telah meninggalkan Cesena bersama sepuluh ribu pasukan infanteri dan tiga  ribu ekor kuda, bersusah payah memencarkan pasukannya supya  mereka berbaris melewati rute-rute paralel sebelum berkumpul di Sinagalia. Alasan dikerahkannya pasukan sebanyakiutu adalah karena ia tahu, berdasarkan pengakuan yang diperoleh dari Ramiro de Lorca, apa yang telah direncanakan oleh si Condottieri. Karena itu, Cesare memutuskan membalikkan perangkap mereka sendiri. Inilah karya agung penipuan yang keudian disebut sejarawan Polo Giovanni sebagai “tipuan yang menajubkan.” Pada saat fajar menyingsing tanggal 31 Desember (1502), cesare mencapai pinggir kota Sinagalia ... dipimpin oleh Michelotto Corella, tentara Cesare yang membawa dua ratus tombak berjaga-jaga di jembatan kanal. Tindakan ini menyebabkan mereka mengendalikan jembatan itu dengan fektif untuk mencegah pasukan orang-orang yang berkomplot itu agar tidak mundur ... Cesare menyambut sang condottieri dengan sambutan berlebihan dan mengundang mereka bergabung dengannya...Michelotto telah mempersiapkan palazzo bernardhino untuk dipergunakan Cesare, dan sang duke mengundang masuk sang condotieri ... setelah berada di dalam, para pria itu diam-diam ditangkap oleh para pengawal yang maju secara diam-diam dari belakang ... 9Cesare) memberi perintah untuk menyerang tentara Vitelli dan orsini di daerah terpencil ... malam itu, selagi pasukan mereka dihancurleburkan, Michelotto mencekik mati Oliveretto dan Vitelli di Istana Bernardhino... sekali sambar saja, (Borgia) telah menyingkirkan mantan jendralnya dan musuh-musuh bebuyutannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar