SEBUTIR
KACANG DAN MENARA BEL
Sebutir
kacang mendapati dirinya dibawa oleh seekor gagak ke puncak sebuh menara bel
tiunggi, dan dengan menjatuhkan diri ke sebuah ceruk, ia berhasil lolos dari
nasibnya yang mengerikan. Kemudian kacang itu meminta dinding itu untuk
melindunginya dengan memohon kemurahan hatinya, memuji tingginya, dan keindahan
serta nda mulia bel-belnya. “aduh”
lanjut si kacang, “karena aku tk bisa jatuh di bawah dahan-dahan kehijauan
ayahku yang sudah tua dan berbaring di tanah kosong yang ditutupi dedaunannya yang berguguran, setidaknya
janganlah telantarkan aku. Ketika aku mendapati diriku berada di paruh si gagak
yang kejam, aku bersumpah bahwa jika aku berhasil lolos, aku akan mengakhiri
hidupku di sebuah lubang kecil” mendengar kata-kata ini, si dinding, yang
tergugah hatinya, merasa puas melindungi si kacang di tempat ia jatuh. Dalam
waktu singkat, kacang itu merekah; akar-akarnya menjangkau ke sela-sela
bebatuan dan mulai mendorongnya; tunasnya tumbuh ke atas ke arah langit.
Tunas-tunas itu segera tumbuh lebih tinggi dari bngunan itu, dan saat
akar-akarnya yang berliuk-liuk tumbuh semakin tebal, mereka mulai mendorong
dinding-dinding itu dan memaksa bebatuan kuno itu bergeser dari tempat lama
mereka. Kemudian si dinding, walau sudah terlambt dan sia-sia saja, meratapi
penyebab kerusakannya, dan dalam waktu singkat ia pun hancur berantakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar