Miftachul Wachyudi (Yudee) is My Best Next President Republik Indonesia

Miftachul Wachyudi (Yudee) is My Best Next President Republik Indonesia
Miftachul Wachyudi (Yudee) is My Best Next President Republik Indonesia

Miftachul Wachyudi (Yudee) is My Best Next President Republik Indonesia

Miftachul Wachyudi (Yudee) is My Next Best President Republik Indonesia

Jumat, 06 Juni 2014

NASIHAT WANITA PENGHIBUR KEPADA PEMUDA SOAL ASMARA (oh asmara)















NASIHAT WANITA PENGHIBUR KEPADA  PEMUDA  SOAL ASMARA            
(oh asmara)


Selama beberapa minggu, Ninon de Lenclos, wanita penghibur paling bernama buruk di Perancis pada abad 17 , mendengarkan dengan sabar saat Marquis de Sevigne menjelaskan perjuangannya mengejar seorang countess muda yang cantik namun sulit didekati. Pada saat itu Ninon berusia  enam puluh dua tahun dan sangat berpengalaman dalam persoalan asmara: sang marquise adalah seorang pemuda berusia dua puluh dua tahun yang tampan, mempesona, namun benar-benar tidak berpengalaman dalam persoalan asmara. Mula-mula Ninon geli mendenar marquis menceritkan tentang kesalahannya, tetapi akhirnya ia muak. Karena tidak sanggup lagi menerima kebodohan dalam bidang apapun, apalagi dalam hal merayu wanita, ia memutuskan mengajari pemuda itu. Pertama-tama, pemuda itu harus mengerti bahwa ia sedang berperang dan bahwa si countess cantik itu adalah sbuah benteng yang harus ia kepung  dengan sangat hati-hati laksana seorang Jenderal. Setiap langkah harus direncanakan dan dilakukan  dengan amat seksama dengan memperhatikan setiap perincian dan nuansa.
Saat memerintahkan sang Marquise untuk memulai lagi pendekatannya, Ninon menyuruhnya mendekati si Countess dengan sedikit mengambil jarak dan menunjukkan aura acuh. Ninon berkata bahwa kali berikutnya mereka berduaan saja, ia harus menganggap si countess sebagai seorang teman alih-alih seorang calon kekasih. Tindakan ini dilakukan untuk mengelabui si countess dari tujuan Marquise sesungguhnya. Sang Countess tidak akan tahu pasti lagi minat sang Marquise padanya – mungkin sang Marquise hanya tertarik menjalin persahabatan dengannya.
Ninon membuat rencana lebih lanjut. Setelah si countess bingung, sudah tiba saatnya untuk membuatnya cemburu. Pada pertemuan berikutnya pada pesta jamuan besar di paris, Marquise harus datang bersama seorang wanita muda cantik sebagai pendampingnya. Wanita muda ini memiliki teman-teman yang sama-sama cantik, jadi sekarang dimanapun countess melihat Marquise , pemuda itu dikelilingi oleh para wanita muda paling mencengangkan di paris. Sang Countess bukan hanya akan mendidih cemburu, tetapi juga akan menganggap si Marquise sebgai seorang pemuda yang didambakan oleh wanita lain. Sulit bagi Ninon untuk membuat sang Marquise mengerti, tetapi ia menjelaskan dengan sabar  bahwa seorang wanita yang tertarik kepada seorang pria ingin tahu bahwa wanita lain juga tertarik padanya. Hal itu bukan hanya memberinya nilai instan, tetapi juga menyebabkan merebutnya dari genggman mereka sebagai tindakan yang jauh lebih memuaskan.
Setelah si countess cemburu namun penasaran, tibalah saatnya untuk memperdayanya. Berdasarkan instruksi Ninon, si marquis tidak datang pada beberapa acara dimana sang countessberharap bisa menemuinya. Kemudian tiba-tib sang marquise muncul di anyak tempat yang tidak pernah ia kunjungi sebelumnya yang sering dikunjungi countess. Si countess tidak akan bisa memprediksikan langkah marquise. Semua tindakan ini akan membuat si countess bingung, dan keadaan itu merupakan syarat rayuan yang sukses.
Langkah-langkah ini dilaksanakan dan membutuhkan waktu beberapa minggu. Ninon memonitor kemajuan sang marquise ; melalui jaringanmata-matanya, ia mendengar bahwa sang countess menertawakan lelucon cerdas si marquise dengan sedikit lebih keras  dan mendengarkan kisah-kisahnya dengan lebih seksama. Ia mendengar kabar bahwa sang countess tiba-tiba mengajukan banyak pertanyaan tentang sang marquise. Teman-temannya memberi tahunya bahwa pada beragam acara sosial, sang countess sering mendongak menatap marquise dan mengikutinya. Ninon merasa yakin bahwa wanita muda itu sudah mulai terpikat oleh sang marquise. Sekarang si marquise hanya perlu menunggu beberapa minggu saja, mungkin satu atau dua bulan, dan jika segalanya berjalan dengan mulus, benteng itu pasti ambruk.
Beberapa hari kemudian sang marquise datang ke rumah countess. Mereka sedang berduaan. Mendadak sang marquise menjadi pria yang berbeda ; kali ini ia bertindak berdasarkan dorongan kata hatinya belaka alih-alih mengikuti instruksi Ninon. Ia memegang kedua tangan countess dan memberitahunya bahwa ia jatuh cinta padanya. Wanita muda itu tampak bingung, padahal reaksi itu tidak diduga oleh marquise. Sikap  countess menjadi sopan, kemudian ia memohon diri. Sepanjang sisa malam itu, countess menghindari bertatapan mata dengan marquise dan tidak mengucapkan salam perpisahan padanya. Beberapa kali setelah itu,  ketika marquise  mengunjungi rumahnya, ia diberi tahu bahwa countess tidak ada di rumah. Ketika akhirnya countess bersedia menemui marquise di rumahnya lagi, mereka berdua merasa canggung dan tidak nyaman. Mantera itu sudah hancur.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar