LUPA
DEH AGUIRRE
Karakter
(Lo de) Aguirre digambarkan dengan cukup jelas dalam sebuah anekdot sejarah
Garcilaso de la ve ga, yang mengisahkan bahwa pada tahun 1548 Aguirre adalah
anggota sebuah peleton tentara yang mengantarkan budak-budak Indian dari Potosi
(Bolivia) ke sebuah gudang bendahara kerajaan. Para budak Indian itu secara
illegal disuruh membawa banyak perak, dan seorang pejabat lokal menangkap
Aguirre, memberinya hukuman dua ratus pecutan sebagai ganti denda karena telah
menindas bangsa Indian. “tentara Aguirre, setelah menerima pemberitahuan
tentang hukuman itu, memohon kepada hakim utama bahwa alih-alih dipecut, lebih
baik ia dibunuh, karena ia dilahirkan sebagai seorang pria gagah perkasa...
semua permintaan ini tidak mempengaruhi sang hakim yang memerintahkan si
penjagal untuk mengelurkan seekor hewan buas dan melaksanakan hukuman tersebut.
Si penjagal datang ke penjara dan mendudukkan Aguire di atas hewan buas itu ...
hewan buas itu di usir dan Aguirre menerima hukuman pecut itu ...” setelah
dibebaskan, Aguirre mengumumkan niatnya untuk membunuh pejabat yang telah
menghukumnya, yaitu sang hakim Esquivel. Masa jabatan Esquivel berakhir dan ia
kabur ke Lima yang letaknya 1.248 Km dari sana, tetapi dalam waktu lima belas
hari Aq\guirre berhasil melacaknya ke sana. Sang hakim yang ketakutan berangkat
ke Quitto. Perjalanan itu menempouh jarak 1.560 km dan dalam waktu dua puluh
hari Aguire tiba disana. “ketika Esquivel mendengar tentang keberadaannya,”
menurut Garcilaso, “ia pergi lagi sejauh 1.950 km ke Cuzco; tetapi dalam waktu
beberapa hari Aguire pun tiv di sana
setelah berkelana dengan jalan kaki dan tanpa alas kaki dan mengatakan bahwa
seorang pria yang dipecut tidak berhk menunggangi kuda atau pegi ke tempat
dimana ia bisa terlihat oleh orang lain. Dengan cara ini, Aguirre mengikuti si
hakim selama tiga tahun empat bulan.” Karena letih dikejar , Esquivel tetap
tinggal di Cuzco , sebuah kota besar yang diperinth dengan amat tegas sehingga ia
meras bahwa ia akan aman dari Aguirre,ia memilih sebuah rumah di dekat katedral
dan tidak pernah berani keluar rumah tanpa sebilah pedang dan sebuah belati.
“namun demikian, pada hari senin tertentu pada tengah hari, Aguirre memasuki
rumah Esquivel, dan setelah mengelilingi rumah itu dan melewati sebuah koridor,
sebuah ruang tamu, sebuah ruangan, dan sebuah ruang dalam tempat sang hakim
menyimpan buku-bukuny, akhirnya Aguirre menemukan sang hakim yang tertidur saat
membaca salah satu bukunya dan menusuknya hingga mati. Si pembunuh kemudian
keluar dari sana, tetapi ketika ia mencapai pintu depan rumah itu, ia sadar
bahwa ia melupakan topinya, dan ia cukup berani untuk kembali dan mengambilnya,
lalu keluar dan berjalan kaki menyusuri jalan.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar