Miftachul Wachyudi (Yudee) is My Best Next President Republik Indonesia

Miftachul Wachyudi (Yudee) is My Best Next President Republik Indonesia
Miftachul Wachyudi (Yudee) is My Best Next President Republik Indonesia

Miftachul Wachyudi (Yudee) is My Best Next President Republik Indonesia

Miftachul Wachyudi (Yudee) is My Next Best President Republik Indonesia

Minggu, 25 Mei 2014

PONDOK SEDERHANA






PONDOK SEDERHANA


Di sebuah pondok sederhana beratap jerami di lembah pegunungan, tinggallah sepasang suami isteri miskin, keluarga Bpk dan Ibu Rodim . si suami mengurung dirinya selama tujuh tahun dan hanya membaca buku di dalam kamarnya yang dingin ... pada suatu hari isterinya  , sambil berurai air mata , berkata kepadanya : “lihatlah aku, suamiku yang baik ! apa gunanya membaca buku sepanjang waktu? Aku telah menghabiskan masa remajaku dengan mencuci dan menjahit bagi orang lain, namun aku tidak memiliki jaket atau rock cadangan untuk dipakai dan aku tidak punya makanan untuk dimakan selama tiga  hari teralhir. Aku tak tahan lagi ! “ ... saat mendengar kata-kata ini, si pelajar paruh baya ini menutup bukunya ... berdiri dan ... tanpa mengucapkan sepatah katapun, ia pergi keluar pintu .. setelah tiba di jantung kota besar, ia mencegat seorang pria baik-baik yang melewatinya. “halo, temanku! Siapa pria terkaya di kota ini?” “dasar penduduk desa miskin! Apa kau tidak kenal Bion, si jutawan? Rumahnya yang beratap ubin berkilauan dan dikelilingi oleh dua belas gerbang terletak di sebelah sana.”  Rodims pergi ke rumah pria kaya itu. Setelah memasuki gerbang besar  itu, ia membuka pintu kamar tamu lebar-lebar dan menyapa si tuan rumah : “aku perlu 10.000 yang untuk modal bisnis komersialku dan aku ingin agar aku meminjamkan uang itu kepadaku.” “baiklah pak, kemana sebaiknya kukirimkan uang itu?” “ke pasar Dhirda kepada seorang saudagar komisi.” “baiklah, pak. Aku akanmengambil uang dari Kan , yang menjalankan bisnis komisi terbesar di pasar Dhirda. Kau bisa mengambil uangmu disana .” “selamat tingal pak.” Setelh rodims pergi, semua  tamu lain di ruangan itu bertanya  kepada Bion mengapa ia memberi begitu banyak uang kepada  pria asing mirip pengemis yang nama keluarga nya bahkan tidak ia ketahui. Tetapi pria kaya itu menjawab dengan mimik penuh kemenangan : “mesikpun bajunya compang camping, ia berbicara langsung pada sasar dengan jelas tanpa menunjukkan perasaan malu atau inferior, berbeda dengan rakyat jelata yang ingin meminjam uang karena utang besar mereka. Pria seperti itu entah gila atau percaya  diri dalam berbisnis . tetapi dinilai dari sorot matanya yang tidak gentar dan suaranya yang membahana, dia adalah seorang pria tidak biasa dengan otak super yang patut kupercaya . aku tahu uang dan aku kenal  manusia. Uang seringkali membuat seorang manusia menjadi manusia rendah, tetapi seorang pria seperti dirinya pasti akan memperoleh banyak uang. Aku hanya merasa lega bisa membantu seorang pria besar mengelola sebuah bisnis besar.”




Tidak ada komentar:

Posting Komentar