Miftachul Wachyudi (Yudee) is My Best Next President Republik Indonesia

Miftachul Wachyudi (Yudee) is My Best Next President Republik Indonesia
Miftachul Wachyudi (Yudee) is My Best Next President Republik Indonesia

Miftachul Wachyudi (Yudee) is My Best Next President Republik Indonesia

Miftachul Wachyudi (Yudee) is My Next Best President Republik Indonesia

Minggu, 08 Juni 2014

BISNIS GUDANG, KERETA API DAN REKAYASA PERTANDINGAN TINJU







BISNIS GUDANG, KERETA API DAN REKAYASA PERTANDINGAN TINJU 


Pada tahun 1910, Tn. Sam Geezil dari Chicago menjual bisnis gudangnya dengan harga hampir mencapai $ 1 juta, ia semi pensiun dan mengurus banyak propertinya, tetapi jauh di dalam hatinya, ia mendambakan hari-hari ketika ia membuat kesepakatan bisnis. Pada suatu hari, seorang pemuda bernama Joseph Weil mengunjungi kantornya, ingin membeli sebuah apartemen yang akan ia jual. Geezil menjelaskan persyaratannya; harga apartemen itu $8000 tetapi ia hanya meminta uang muka sebesar $2.000. weil berkata bahwa ia akan memikirkannya dulu, tetapi keesokan harinya ia kembali dan menawarkan membayar total $8000 dalam bentuk uang tuni jika Geezil bersedia menunggu beberapa hari hingga kesepakatan bisnis  yang sedang Weil memperoleh uang tunai sebanyak itu (kira-kira $150.000 pada zaman sekarang) secepat itu. Weil sepertiny enggan menjelaskannya dan segera mengubah topik, tetapi Geezil ngotot. Akhirnya, setelah menjamin bahwa ia akan menyimpan rahasia itu. Weil memberi tahu Geezil kisah berikut ini.
Paman Weil adalah seorang sekretaris kalangan ahli keuangan yang multi jutawan. Para pria kaya – raya ini telah membeli sebuah pondok berburu di Michigan sepeuluh tahun lalu dengan harga murah. Mereka tidak menggunakan pondok itu selama beberapa tahun, jadi merek telah memutuska menjualnya dan meminta paman Weil menjualnya dengan harga berapapun. Karena alasannya sendiri – alasan yang baik, si paman telah mendendam kepada para jutawan ini selama bertahun-tahun; inilah peluangnya untuk membalas dendam kepda mereka. Ia akan menjual pondok itu seharga $ 35.000 kepada seorang pembeli palsu (tugas weil adalah menemukan pria ini). Para ahli keuangan ini terlalu kaya raya, jadi mereka tidak akan mencemaskan harga yang rendah ini. Pembeli palsu ini kemudian akan menjual kembali pondok itu dengan harga yang pantas, sekitar $ 155.000. sang paman weil dan pria ketiga itu akan membagi rata keuntungan atas penjualan kedua pondok itu. Tindakan ini sah dan dilakukan demi tujuan yang baik- demi pembalasan dendam yang adil bagi si paman.
Geezil sudah mendengar cukup banyak informasi; ia ingin menjadi si pembeli palsu. Weil enggan melibatkn Geezil, tetapi Geezil tidak mau mundur; gagasan keuntungan besar plus sedikit petualangan telah membuatnya menjadi gelisah dan tak sabaran. Weil menjelaskan bahwa geezil harus menyediakan uang tunai sebesar $ 35.000 untuk menutup kesepekatan itu Geezil, seorang jutawan, berkata bawahwa ia bisa mendapatkan uang itu dengan mudah. Akhirnya Weil menyerah dan setuju mengatur pertemuan antara si paman, Geezil, dan para ahli keuanganitu di kota Galesburg. Illionis.
Dalam perjlanan pulang ke Galesburg naik kereta api, Geezil bertemu si paman- seorang pria mengesankan yang membahas bisnis dengan penuh semangat dengannya. Weil juga membawa seorang temannya, seorang pria yang agak gemuk bernama George Gross. Weil menjelaskan kepada Geezil bahwa ia sendiri adalah seorang pelatih petinju, bahwa Gross adalah salah seorang petinju bayarn yang menjanjikan yang ia latih, dan bahwa ia tlah meminta gross ikut untuk memastikan agar si petinju tetap bugar. Bagi seorang petinju yang menjnjikan, gross tampak tidak mengesankan- ia berambut kelabu dan berperut gendut- tetapi Geezil amat girang tentang kesepaktan itu sehingga i tidak benar-benar memikirkan penampilan pria berperut gendut itu.
Setelah berada di Galesburg, Weil dan pamannya pergi  menjemput para ahli keuangan itu selagi Geezil mnunggu di sebuah kamar hotel bersama gross, yang langsung memakai celana tinjunya. Saat Geezil setengah mengamatinya, Gross mulai berlatih tinju. Karena prhatiannya terpecah, Geezil  mengabaikan betapa parahnya napas si petinju yang tersengal-sengal setelah berlatih selama beberapa menit, meskipun gayanya terlihat cukup meyakinkan. Satu jam kemudian, Weil dan pamannya datang kembali bersama para ahli keuangan itu, sekelompok pria yang mengesankan dan mengintimidasi yang memakai setelan mewah. Pertemuan itu berjalan dengan lancar dan para ahli keuangan itu stuju menjual pondok itu kepada Geezil yang sudah mentransfer uang $35.000 ke sebuah bank lokal.
Setelah urusan kecil ini diselesaikan, para ahli keuangan itu bersandar di kursi mereka dan mulai bersenda gurau tentang transaksi bisnis yang rumit dan menyebut-nyebut nama “JP Morgan” seolah mereka mengenal pria itu. Akhirnya salah seorang dari mereka menyadari keberadaan si petinju di pojok ruangan. Weil menjelaskan apa yang sedang ia lakukan di sana. Si ahli keuangan berkata bahwa ia juga memiliki seorang petinju dalam rombongannya yang ia sebut namanya. Weil tertawa mencibir dan berseru bahwa petinjunya bisa dengan mudah mengalahkan petinju mereka. Obroral mereka menjadi perdebatan. Di tengah-tengah perdebatan sengit itu, weil menantang pria itu untuk bertaruh. Para ahli keungan itu menyetujui taruhan itu dengan penuh semangat dan mereka pergi untuk menyiapkan petinju mereka untuk bertanding keesokan harinya
Segera setelah mereka, si paman berteriak kepada Weil dihadapan geezil; mereka tidak punya cukup uang untuk dijadikan taruhan, dan setelah para ahli keuangan itu mengethui hal ini, maka si paman pasti dipecat. Weil meminta maaf karena telah melibatkannya dalam kekacauan ini, tetapoi ia punya renana; ia mengetahui dengan baik si petinju lawan dan dengan sedikit uang sogokan, mereka bisa mengatur pertandingan itu. Tetapi darimana asal taruhan itu? Tanya si paman. Tanpa uang itu, mereka pasti mati. Akhirnya Geezil muak. Karena tak ingin mengacau kesepakatannya dengn dendam apapun,ia menawarkan uang tunainya sendiri yang berjumlah $35.000 sebagai bagian dari taruhan tersebut. Bahkan jika ia kehilangan uang itu, ia akan mentransfer lebih banyak uang  dan tetap meraih keuntungan dari hasil penjualan pondoknya. Si paman dan keponakan lelakinya berterima kasih padanya. Dengan uang mereka sendiri sejumlah $15.000 dan uang geezil sebesar $35.000 mereka punya cukup uang untuk dijadikan taruhan. Malam itu, saat  geezil mengamati kedua petinju itu berlatih di kamar hotel itu, ia merasa pning saat memikirkan betapa besar keuntungan yang akan ia peroleh dari pertaningan tinju dan juga penjualan pondok itu.
Pertandingan itu terjadi di sebuah gym keesokan harinya. Weil memegang uang tunai yang dimasukkan di sebuah kotak yang terkunci dengan aman. Segalanya berlanjut sesuai rencana di kamar hotel. Para ahli keuangan itu tampak murung melihat betapa buruknya performa petinju mereka, dan geezil sedang memimpikan uang banyak yang akan segera ia peroleh dengan mudah. Kemudian tiba-tiba ayunan tinju yang serampangan dari si petinju para ahli keuangan itu mengenai wajah Gross dengan keras sehingga ia ambruk. Ketika ia jatuh ke lantai, darah muncrat dari mulutnya . ia batuk-batuk, kemudian tak bergeming. Salah seorang ahli keuangan itu, seorang mantan dokter, memeriksa denyut nadinya; ia sudah mati . para jutawan itu panik; semua orang harus keluar dari sana sebelum polisi tiba- mereka semua bisa dituntut atas tuduhan pembunuhan.
Karena takut , Geezil lari terbirit – birit dari gym  dan kembali ke Chocago dan meninggalkan uang $35.000 itu dengan perasan lega, karena sepertinya uang itu merupakan harga yang kecil untuk dibayar untuk menghindari keterlibatan dalam suatu tindak kejahatan. Ia tak pernah ingin bertemu weil atau salah seorang  ahli keuangan itu lagi.
Setelah Geezil terburu-buru kabur, Gross berdiri sendiri. Darah yang muncrat dari mulutnya berasal dari sebuah bola yang diisi darah ayam dan air panas yang telah ia sembunyikan di dalam pipinya. Seluruh kejadian itu telah didalangi oleh Weil yang lebih dikenal dengan julukan “the yellow Kid” salah seorang penipu paling kretif dalam sejarah. Weil membagi uang $35.000 itu dengan para ahli keuangan dan kedua petinju itu (mereka semua adalah sesama penipu)- keuntungan kecil yang lumayan untuk beberapa hari kerja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar