Miftachul Wachyudi (Yudee) is My Best Next President Republik Indonesia

Miftachul Wachyudi (Yudee) is My Best Next President Republik Indonesia
Miftachul Wachyudi (Yudee) is My Best Next President Republik Indonesia

Miftachul Wachyudi (Yudee) is My Best Next President Republik Indonesia

Miftachul Wachyudi (Yudee) is My Next Best President Republik Indonesia

Minggu, 08 Juni 2014

PERTANDINGAN TINJU DAN PENJUALAN PONDOK








PERTANDINGAN TINJU DAN PENJUALAN PONDOK


The Yellow Kid telah mengincar Geezil sebagai orang bodoh yang sempurna jauh-jauh hari sebelum ia mempersiapkan tipuannya. Ia tahu bahwa tipuan pertandingan tinju itu adalah tipu muslihat yang sempurna untuk memisahkan Geezil dari uangnya dengan cepat dan pasti. Tetapi ia juga tahu bahwa jika memulainya dengan mencoba membuat Geeazil tertarik kepada pertndingan tinju itu, ia pasti gagal total. Ia harus menyembunyikan niatnya dan mengalihkan perhatian, menciptakan tabior asap – dalam kasus ini penjualan pondok itu.
Dalam perjalanan naik kereta dan di kamar hotel, benak Geezil benar-benar asyik memikirkan kesepakatan yang tertunda, keuntungan yang diperoleh dengan mudah dan peluang untuk bergaul erat dengan para kaya raya sehingga ia gagal menyadari  bahwa Gross tidak bugar dan minimal sudah berusia paruh baya, begitulah kekuatan tabir asap untuk mengalihkan perhatian kita. Karena asyik memikirkan kesepakatan bisnis, perhatian Geezil teralihkan dengan mudah kepada pertandingan tinju itu, tetapi hanya hingga sudah terlambat baginya untuk menyadari perincian yang menguak jati diri Gross sesungguhnya. Bagaimanapun juga pertandingan itu sekarang tergantung dari suatu sogokan alih-alih kondisi fisik si poetinju. Dan pada akhirnya, perhatian geezil amat terpecah oleh ilusi kmatian si petinju sehingga ia benar-benar lupa tentang uangnya.
Belajarlah dari the Yellow Kid: kedok yang familier dan tidak menarik perhatian adalah tabir asap yang sempurna. Dekati sasaran anda dengan gagasan yang sepertinya cukup biasa-biasa saja – suatu kesepakatan bisnis, suatu intrik finansial. Benak si bodoh teralih perhatiannya dan kecurigaannya pun lenyap. Saat itulah anda perlu dengan lembut membimbingnya ke arah jalur kedua anda, jalur melandai yang licin yang ia turuni tanpa daya menuju perangkap anda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar