Miftachul Wachyudi (Yudee) is My Best Next President Republik Indonesia

Miftachul Wachyudi (Yudee) is My Best Next President Republik Indonesia
Miftachul Wachyudi (Yudee) is My Best Next President Republik Indonesia

Miftachul Wachyudi (Yudee) is My Best Next President Republik Indonesia

Miftachul Wachyudi (Yudee) is My Next Best President Republik Indonesia

Rabu, 21 Mei 2014

DONGENG AGLAUROS


DONGENG AGLAUROS

Dewi minerva berjalan menuju rumah  iri hti, sebuah rumah yang kotor dan gelap, dan berisi lanyau yang berbahaya. Rumah itu tersembunyi di lembah-lembah yang dalam, yang tidak pernah disinari matahari, yang tidak pernah ditiup angin; rumah itu adalah kediaman yang suram, diresapi haw ingin yang melumpuhkan, bahkan tidak ada api di sini, dan selalu diselubungi kegelapan pekat. Ketika Minerva mencapai tempat ini, ia berhenti di depan rumah itu ... dan memukul pintu-pintunya dengan ujung tombaknya, dan kemudian pintu-pintu itu terbuka  dan menunjukkan iri hati di dalam, sedang sibuk menyantap daging ular, makanan yang ia konsumsi untuk menghidupkan kekejiannya. Saat pemandangan tersebut, Minerva memalingkan wajahnya. Tetapi iri hati bangkit dengan lambat dari tanah, meninggalkan mayat-mayat yang sudah didantap setengahnya, dan keluar dengan langkah diseret-seret . ketika ia melihat sang dewi dengan kecantikannya yang gilang gemilang dan baju zirah yang berkilauan, ia mengerang ... wajah iri hati tampak pucat, sekujur tubuhnya ramping dan kurus, dan ia memicingkan matanya; giginya berwarna kehitam-hitaman dan membusuk, dadanya yang beracun berwarna kehijauan, dan dari lidahnya menetes racun. Hanya dengan memandang penbderitaan saja barulah ia bisa menyunggingkan senyum. Ia tak pernah mengenal kenyamanan tidur, tetapi terus menerus dibuat terjaga oleh kepedulian dan kekawatiran , memandang  keberuntungan baik manusia dengan kecewa, dan semakin kurus saat melihat pemandangan itu. Dengan menggerogoti orang lin dan digerogoti, ia adalah penyiksa dirinya sendiri. Minerva, tanpa mengindahkan kebenciannya, menyapanya sebentar: “Tanamkan racunmu ke dalam diri salah seorang putri Cecrop – namanya adalah Aglorous. Inilah yang kuinta kau lakukan.” tanpa mengucapkan kata lain, ia mendorongkan tanah dengan toimbaknya, meninggalkan bumi , dan membubung ke langit. Dari sudut matanya iri hati mengamati kepergian sang dewi sambil menggerutu dan marah-marah karena rencana Minerva berhasil. Kemudian ia membawa tongkatnya, yang dikelilingi dengan semak berduri, membalut tubunya dengan awan-awan gelap, dan berangkat. Kemana pun ia pergii, ia menginjakkan ladang bunga, membuat rumput layu, menebang puncak-puncak pepohonan, dan dengan napasnya ia menodimanusia,kota besar dan rumah mereka, hingga akhirnya ia tiba di Athena, tumah penduduk yang lihai dan kaya raya, damai, dan makmur. Ia hampirtak bisa menahan tangisnya karena ia tidak melihat alasan apapun baginya untuk tidak menangis. Kemudian setelah memasuki kamar tidur putri cecrop, ia melaksanakan perintah Minerva. Ia menyentuh payudara gadis itu dengan satu tangan yang dicelupkan ke dalam kekejiannya, memenuhi hatinya dengan duri tajam, dan menghembuskan racun hitam dan kejam ke dalam mulut gadis itu hingga tersebar  ke tulang-tulangnya, sehingga racun itu masuk jauh ke dalam hatinya. Agar mudah mencari alasan penderitaannya, iri hati memberikan visi saudara  perempuan Agloraus yang beruntung dalam pernikahannya tersebut dengan dewa Mercury), dan tentang sang dewa yang tampan; dan iri hati melebih-lebihkan kegemilangan pernikahan tersebut. Aglauros amat tersiksa oleh gagasan seperti itu dan amarah serta kecemburuan yang ia sembunyikan menggerogoti hatinya. Siang malam ia mendesah, selalu merasa sial, dan di tengah kesengsaraan totalnya ia mengalami kemunduran yang lambat, seperti es yang dilumerkan oleh sinar matahari yang terik. Api kecemburuan yang telah dinyalakan di dalam dirinya saat memikirkan gagasan tentang keberuntungan saudara perempuannya bagaikan alang-alang yang tidak terbakar, tetapi tetap habis dilalap bara api.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar