Miftachul Wachyudi (Yudee) is My Best Next President Republik Indonesia

Miftachul Wachyudi (Yudee) is My Best Next President Republik Indonesia
Miftachul Wachyudi (Yudee) is My Best Next President Republik Indonesia

Miftachul Wachyudi (Yudee) is My Best Next President Republik Indonesia

Miftachul Wachyudi (Yudee) is My Next Best President Republik Indonesia

Jumat, 23 Mei 2014

JUBAH





JUBAH

Selama kampanye  Cambyses di Mesir , banyak orang Yunani mengunjungi  negara itu karena satu alasan atau alasan lainnya; sesuai dugaan; sebagian dari mereka datang untuk berdagang, sebagian lain datang untuk bertugas di dinas ketentaraan, dan sebagian lain pasti datang hanya karena penasaran saja, karena ingin melihat-lihat negara itu. Di antara para pelancong itu terdapat putra Aeces, Syloson, saudara lelaki Pilycartes dari Samos yang diasingkan. Selagi berada di mesir, Syloson memiliki keberuntungan yang luar biasa; ia sedang berkeliaran di jalanan Memphis sambil memakai jubah yang warnanya seperti lidah apoi . ketika Darius, yang pada saat itu merupakan anggota pengawal Cambyses dan belum menjadi terkenal an terlalu penting, kebetulan melihatnya dan setelah terdorong oleh kerinduan mendadak untuk memiliki jubah itu, menghampiri Syloson dan mengajukan  tawaran  untuk membeli jubah itu. Kegelisahannya yang ekstrim untuk mendapatkan jubah itu tampak cukup jelas bagi Syloson, yang kemudian berkata : “aku tidak akan menjual jubah ini dengan harga berapapun, tetapi jika kau benar-benar menginginkannya, aku akan memberikan kepadamu secara Cuma-Cuma. “karena itu, darius berterima kasih dengan sepenuh hati kepadanya dan mengambil jubah itu. Paa saat itu Syloson hanya berpikir bahwa ia telah kehilangan jubah itu karena sifatnya yang baik dan konyol; kemudian Cambyses meninggal dan terjadilah revolusi tujuh orang Persia melawab Magus, dan Darius pun  naik tahta. Sekarang, Syloson menerima berita bahwa pria yang meminta jubahnya yang berwarna seperti lidah api itu yang pernah ia senangkan  hatinya di mesir telah menjadi raja Persia. Syloson bergegas ke Susa, duduk di pintu masuk istana raja, dan menyatakan bahwa ia termasuk dalam daftar resmi dermawan raja. Petugas jaga melaporkan pernyataan Syloson kepadaDarius, yang menanyakan jati diri pria itu dengan kaget. “tentu saja,” tuturnya, “karena aku baru saja naik tahta, aku tidak mungkin berutang budi kepada orang Yunani manapun. Hampir tidak ada satu pun orang Yunani yang datang kemari, dan aku yakin bahwa aku tak ingat berutang budi kepada orang Yunani manapun. Tetapi bawalah dia di hadapanku, supaya aku bisa mengetahui apa arti pernyataannya.” Si penjaga mengantar Syloson ke hadapan sang raja, dan ketika penterjemah menanyakan jati dirinya dan apa yang telah ia lakukan sehingga ia melontarkan pernyataan bahwa ia adalah dermawan raja, Syloson mengingatkan Darius tentang jubahnya itu dan berkata bahwa dialah pria yang telah memberikan jubah kepada  ny. “Tuan,” Darius berseru, “andalah pria paling bermurah hati; karena selagi aku masih menjadi seorang pria yang tidak berkuasa atau tidak penting, kau memberiku hadiah-hadiah itu memang kecil, tetapi engkau pantas menerima ucapan terima kasihku seolah aku telah menerima hadiah terbaik hari ini. Sebagai imbalan, aku akan memberimu lebih banyak perak dan emas yang bisa kau hitung supaya kau tidak akan pernah menyesal bahwa kau pernah bermurah hati kepada Darius, putra hystapes”. “Tuanku,” sahut Syloson, “jangan beri aku emas atau perak, tetapi rebutlah Samos untukku, pulau kampung halamanku, yang sekarang berada di tangan salah seorang hamba kita sejak Oroetes membunuh saudara lelakiku Polycrates. Biarkan Samos menjadi hadiah untukku – tetapi jangan biarkan seorang pun penduduk pulau itu dibunuh atau dijadikan budak.” Darius menyetujui permintaan Syloson dan mengirimkan sepasukan tentara di bawah komando Otanes, salah seorang dari tujuh pria Persia yang melawan Magus, untuk mengabulkan semua permintaan Syloson.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar