Miftachul Wachyudi (Yudee) is My Best Next President Republik Indonesia

Miftachul Wachyudi (Yudee) is My Best Next President Republik Indonesia
Miftachul Wachyudi (Yudee) is My Best Next President Republik Indonesia

Miftachul Wachyudi (Yudee) is My Best Next President Republik Indonesia

Miftachul Wachyudi (Yudee) is My Next Best President Republik Indonesia

Kamis, 22 Mei 2014

MASALAH SI MORPHY DALAM CATUR





MASALAH SI MORPHY DALAM CATUR

Mempelajari cara bermain catur sekilas menunjukkan kepada kita bahwa catur adalah permainan pengganti seni perang dan memang telah menjadi kegiatan pelengah waktu favorite sebagian pemimpin militer terhebat, mulai dari William si Penakluk hingga Napoleon. Dalam pertandingan antara musuh yang berlawanan, prinsip-prinsip strategi dan taktik catur yang sama ditunjukkan dalam perang sungguhan. Pandangan jauh ke depan dan sifat penuh perhitungan yang sama pun dibutuhkan, dan kemampuan yang sama untuk meramalkan rencan musuh serta kekakuan pengambilan keputusan disertai konsekuensi yang muncul kemudian bahkan lebih kejam lain dalam perang sungguhan. Leih dari itu, jelaslah bahwa motif bawah sadar yang menggerakkan para pemain itu bukan hanya kegemaran terhadap karakteristik semu permainan kompetitif, melainkan juga kegemaran terhadap karakteristik semua permainan kompetitif, melainkan juga kegemaran terhdap karakteristik membunuh sosok ayah yang lebih suram. Memang benar bahwa tujuan asli menangkap raja telah dihapuskan, tetapi dari sudut pandang motiif tidak ada perubahan tujuan masa kini yang penting selain dari membuat sang raja mati kutu, kecuali dalam persoalan kekasarann ... “SKAK MATT” secara harafiah  berarti “sang raja sudah mati ...” Pengetahuan kita tentang motif bawah sadar bermain catur memberi tahu kita bahwa yang dilambangkan oleh permainan itu adalah keinginan untuk menaklukkan sosok ayah dengan cara yang bisa diterima ... sudah pasti penting untuk dicatat bahwa petualangan menegangkan Paul Morphy (JUARA CATUR ABAD SEMBILAN BELAS)  menuju dunia pertandingan catur yang lebih tinggi dimulai setahun setelah kematian mendadakk ayahnya yang tak terduga, yang amat mengejutkan dirinya, dan kita bisa menduga bahwa usahanya yang brilian untuk mencapai keunggulan, seperti drama Hamlet karya Shakespeare dan buku The Interpretation of Dreams karya Freud, merupakan reaksi terhadap peristiwa krisis ini ...
Sekarang sebaiknya kita bahas cara Morphy menerima kesuksesan, karena kesuksesan itu sedemikian hebatnya sehingga memancing pertanyaan apakah kejatuhannya di kemudian hari mungkin dipengaruhi oleh jenis kondisi yang telah Freud gambarkan dengan sebutan Die am Erfolge Scheitern (“orang-orang yang dihancurkan oleh kesuksesan”) ... setelah dilatih agar lebih memahami bahwa psikologi, Morphy merasa takut kepada keangkuhannya sendiri ketika pers mempublikasikan dirinya 9atas kesuksesan besarnya) dan Freud menerangkan bahwa orang-orang yang hancur di bawah tekanan kesuksesan yang terlalu besar mengalami kejadian itu karena mereka hanya bisa bertahan menghadapinya dalam khayalanmereka saja, bukan dalam kehidupan nyata. Mengebiri si ayah dalam suatu mimpi merupakan persoalan yang amat berbeda dengan melakukannya dalam kehidupan nyata. Situasi tersebut yang terjadi dalam kehidupan nyata pasti memancing perasaan bersalah terdalam dari alam bawah sadar manusia, dan konsekuensinya mungkin berupa gangguan Jiwa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar