PENAKLUKAN
Perjuangan
itu sekarang menjadi semakin sengit ketimbang sebelumnya di sekeliling tandu
raja (atahualpa, raja kerajaan Inca). Tandu itu semakin miring dan akhirnya
setelah beberapa orang bangsawan yang menopangnya dibantai, tandu itu
terguling, dan sang pangeran indian itu pasti menghantam tanah dengan keras
andai kejatuhannya tidak dicegah oleh Pizarro dan beberapa anggota pasukan
kavalerri lain, yang menangkapnya dengan kedua lengan mereka. Borla kerajaan
Inca langsung diambil dari kuil-kuilnya oleh seorang tentara, dan si Raja yang
tidak bahagia, yang sudah dikurung dengan aman, dipindahkan ke sebuah bangunan
tetangga diamana ia dijaga dengan hati-hati. Semua usaha perlawanan sekarang
terhenti. Nasib sang Inca (atahualpa) segera tersebar ke seluruh pelosok kota
dan negara itu. Jimat yang mungkin mempersatukan rakyat Peru pun dilumerkan.
Setiap orang hanya memikirkan keselamatannya sendiri. Bahkan para tentara Inca
yang berkemah di ladang dekat tempat itu juga bersikap waspada, dan setelah
mendengar kabar buruk itu, mereka terlihat berhamburan ke segala arah di hadapan para pengejar
mereka, yang di tengah luapan kemenangan tidak menunjukkan belas kasihan sama
sekali. Akhirnya kegelapan mlam hari, yang leih berbelas kasihandaripada
manusia, menyembunyikan para penjahat itu, dan pasukan Pizarro yang
terpencar-pencar bersatu sekali lagi saat mendengar suara terompet di alun-alun
Cajamarca yang berdarah ... Atahualpa dianggap lebih dari sekedar manusia biasa
. ia bukan hanya Kepala Negara, tetapi juga pusat persatuan semua institusi –
dasar jaringan politik yang pasti hancur berantakan setelah dasar itu dicabut.
Itulah yang terjadi pada upacara hukuman mati atahualpa. Kematiannya bukan
hanya menyebabkan tahta kosong tanpa ada pengganti sama sekali, tetapi cara
kematiannya menunjukkan kepada rakyatnya bahwa seseorang yang lebih kuat
daripada raja Inca mereka sekarang telah merebut tahta, dan bahwa dinasti
anak-anak matahari telah lenyap selamanya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar