Miftachul Wachyudi (Yudee) is My Best Next President Republik Indonesia

Miftachul Wachyudi (Yudee) is My Best Next President Republik Indonesia
Miftachul Wachyudi (Yudee) is My Best Next President Republik Indonesia

Miftachul Wachyudi (Yudee) is My Best Next President Republik Indonesia

Miftachul Wachyudi (Yudee) is My Next Best President Republik Indonesia

Kamis, 22 Mei 2014

SI SAUDAGAR DAN TEMANNYA





SI SAUDAGAR DAN TEMANNYA

Seorang saudagar tertentu pernah sangat ingin melakukan perjalanan panjang. Mengingat sekarang ia tidak terlalu kaya, ia berkata kepada dirinya sendiri, “sebelum kepergianku, aku harus meninggalkan sebagian hartaku di kota besar ini, supaya jika akhirnya aku mengalmi kesialan dalam perjalananku, aku masih memiliki modal untuk menafkahiku saat aku kembali, “demi tujuan inilah, ia mengantarkan sejumlah besar batangan besi, yang merupakan bagian utama kekayaannya, kepada salah seorang temannya, dan memintanya menyimpannya selama kepergiannya; kemudian, setelah mengucapkan salam perpisahan, ia pun pergi. Beberapa waktu setelah itu, setelah mengalami kesialan bertubi-tubi selama perjalanannya, ia pulang; dan tindakan pertama yang ia lakukan adalah menemui temannya dan menuntut besinya: tetapi temannya, yang berutang sejumlah uang, yang telah menjual besi itu untuk melunasi utangnya sendiri, memberinya jawaban ini: “sungguh, temanku,” sahutnya, “aku menyimpan besimu di sebuah ruangan yang di gembok, karena kupikir besi itu pasti aman di sana seperti emasku sendiri, tetapi terjadilah satu kecelakaan yang tak terduga oleh siapapun, karena ada seekor tikus di ruangan itu  yang memakan semua besi itu.” Si saudagar, yang berpura-pura bodoh, menjawab, “aku memang benar-benar sangat sial; tetapi aku tahu sejak dulu bahwa tikus sangat suka besi; aku telah menderita nasib yang sama berkali-kali, karena itu aku bisa menanggung penderitaankuy sekarang dengan lebih baik.”
Jawaban ini membuat temannya amat senang, karena ia lega mendengar si saudagar amat percaya bahwa seekor tikuslah yang telah memakan besinya; jadi untuk menyingkirkan segenap kecurigaan, ia mengundang si saudagar makan bersamanya keesokan harinya. Si saudagar berjanji bahwa ia akan datang, tetapi sementara  itu ia bertemu salah seorang anak temannya di tengah kota; ia membwa pulang anak itu dan mengurungnya di sebuah ruangan. Keesokan harinya ia pergi menemui temannya, yang sepertinya sedang dirundung masalah besar, jadi ia menanyakan penyebabnya, seolah ia benar-benar tidak tahu apa yang telah terjadi. “oh, temanku sayang,” jawab temannya, “tolong maafkan aku jika aku tidak terlihat ceria; aku telah kehilangan salah seorang anakku; aku sudah memanggilnya dengan membunyikan terompet, tetapi aku tak tahu apa yang telah terjadi padanya.” “oh,” sahut si saudagar, “aku sedih sekali mendengarnya; karena kemrin sore, saat aku meninggalkan rumahmu ini, aku melihat seekor burung hantu di langit yang membawa pergi seorang anak dengan cakarnya; tetapi aku tak tahu apakah anak itu adalah ankmu.” “dasar kau makhluk booh dan aneh! Sahut temannya, “tidakkah kau malu karena kau menceritakan dusta yang amat tidak masuk akal seperti itu? Seekor burung hantu, yang beratnya tidak lebih dari 1,5 kg, tak mungkin membawa pergi seorang anak lelaku yang beratnya lebih dari 23 kg, bukn?” “yah, “ sahut si saudagar , “mengapa kau amat terheran-heran mendengar cerita itu? Seolah di sbuah negara dimana seekor tikus bisa memakan besi seberat seratus ton, amatlah mengherankan jika seekor burung hantu sanggup membawa pergii seorang anak yang beratnya 23 kg! Sang teman, setelah mendengar ucapan ini, menyadari bahwa si saudagar tidak sebodoh dugaannya, jadi ia meminta maaf atas penipuan yang telah ia lakukan, mengembalikan uang yang jumlahnya setara dengan  nilai besinya, jadi ia pun mendapatkan putranya kembali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar