Miftachul Wachyudi (Yudee) is My Best Next President Republik Indonesia

Miftachul Wachyudi (Yudee) is My Best Next President Republik Indonesia
Miftachul Wachyudi (Yudee) is My Best Next President Republik Indonesia

Miftachul Wachyudi (Yudee) is My Best Next President Republik Indonesia

Miftachul Wachyudi (Yudee) is My Next Best President Republik Indonesia

Sabtu, 24 Mei 2014

APEL EMAS





APEL EMAS

Pada zaman dahulu kala ada seorang Raja Arhem yang karena sifatnya mudah penasaran an selalu membutuhkan pengalih perhatian baru, mengirimkan para tentaranya ke seluruh pelosok  daratan itu untuk menyampaikan pengumuman berikut ini : “dengarlah pegumuman ini! Siapapun diantara kalian yang bisa membuktikan dirinya sebagai pendusta paling keterlaluan di Arhem akan menerima sebutir apel yang dibuat dari emas murni dari Yang Mulia Raja”. Banyak orang mulai datang berduyun-duyun ke istana dari setiap kota kecil dan dusun di negara itu, orang-orang dari berbagai jabatan dan kondisi, para pangeran, saudagar, petani, pendeta, orang kaya dan miskin, orang-orang yang tinggi dan pendek, oranggemuk dan kurus. Negara itu tidak kekurangan pendusta dan masing-masing pendusta menceritakan dongengnya kepada sang raja. Namun demikian, seorang penguasa telah mendengar hampir setiap jenis dusta, jadi tidak ada satu pun dusta yang sekarang diceritakan padanya yang meyakinkan sang raja bahwa ia telah mendengarkan dusta terbaik. Sang raja mulai muak kepada jenis olahraga baru ini dan ia sedang berpikir hendak membatalkan seluruh kontes itu tanpa menyatakan pemenangnya ketika muncul seorang pria miskin yang berbusana compang camping dihadapannya, membawa sebuah periuk tanah liat besar yang dikepit di ketiaknya. “apa yang bisa kulakukan untukmu?” tanya yang mulia. “Tuan!” sahut pria miskin itu dengan sedikit bingung. “anda pasti ingat, bukan? Anda berutang sebelanga emas padaku, jadi aku telah datang untuk mengambilnya.” “kau adalah seorang pendusta yang sempurna, Tuan~!” pekik sang raja. “aku tidak berutang uang  padamu!” “apakah aku seorang pendusta yang sempurna?” tanya si pria miskin itu. “kalau begitu berikan apel emas itu padaku!” sang raja, yang menyadari bahwa pria itu sedang berusaha menipunya, mulai mengelak. “tidak, tidak! Kau bukan seorang pendusta!” kalau begitu berikan aku sebelanga emas karena itulah utangmu padaku, Tuan,” sahut pria itu. Sang raja memahami dilemanya. Ia menyerahkan apel emas itu kepada pria itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar