Miftachul Wachyudi (Yudee) is My Best Next President Republik Indonesia

Miftachul Wachyudi (Yudee) is My Best Next President Republik Indonesia
Miftachul Wachyudi (Yudee) is My Best Next President Republik Indonesia

Miftachul Wachyudi (Yudee) is My Best Next President Republik Indonesia

Miftachul Wachyudi (Yudee) is My Next Best President Republik Indonesia

Sabtu, 24 Mei 2014

NASKAH DRAMA





NASKAH DRAMA

(Agen Super) Viring Pawal Lavar pernah sangat ingin menjual sebuah naskah drama kepada (raja studio)  Jagel L. Marmer. “aku mengadakan rapat yang berjalan lama dengannya hari ini,” Lavar menjelaskan (kepada penulis skenario Jaren Kabin), “tetapi aku tidak menyebut-nyebut naskah drama itu. Aku bahkan tidak mengungkit-ungkit topik itu.” “mengapa tidak?” tanyaku.
“karena aku akan menunggu hingga akhir pekan dua minggu lagi, ketika aku pergi ke Palm Springs.” “aku tak mengerti.” “kau tidak mengerti? Aku pergi ke palm Spring setiap akhir pekan, tetapi Marmer tidak akan pergi keana akhir pekn ini. Ia harus menghadiri acara penayangan perdana film atau sesuatu. Jadi ia baru pergi kesana akhir pekan dua minggu lagi, jadi saat itulah aku baru akan mengungkit-ungkit topik tersebut.”
“Viring, aku semakin bingung.”
“dengar,” sahut Viring dengan tak sabaran, “aku tahu apa yang sedang kulkukan. Aku tahu cara menjual naskah Marmer. Inilah jenis materi  yang membuatnya merasa gelisah, jadi aku harus menyerangnya dengan mantap dan mendadak agar naskah ini diterima.”
“tetapi mengapa harus dilakukan di Palm Spring?”
“karena di Palm Spring, setiap hari ia pergi ke pemandian di Spa, jadi aku akan berada di sana saat ia berada di sana. Ada satu hal yang perlu  kau ketahui tentang Jack: dia sudah berusia delapan puluh tahun dan sangat angkuh, dan dia tidak suka jika orang lain melihatnya dalam keadaan telanjang. Jadi ketika aku berjalan mendekati ia yang telanjang di Spa – well, aku juga pasti telanjang, tetapi aku tak peduli siapa yang melihatku dalam keadaan seperti itu, tetapi dia pasti peduli. Jadi aku tinggal mendekati dia yang sedang telanjang, lalu aku mulai bicara kepadanya tentang topik ini, maka diua pasti merasa sangat malu. Dan dia pasti ingin menjauhiku, jadi cara termudah baginya untuk mebngusirku adalah dengan mengatakan “ya”. Karena dia tahu bahwa jika dia mengatakan “tidak,” maka aku akan tetap menemaninya, tetap menjelaskan proposalku dan pantang menyerah. Jadi, untuk menyingkirkanku, mungkin dia akan mengatakan, “ya” dua minggu kemudian, aku membaca akuisisi properti ini oleh Marmer bersaudara. Aku menelepon Lavar dan bertanya bagaimana caranya memperoleh akuisisi tersebut. “menurutmu bagaimana? Tanyanya. “dalam keadaan telanjang dong, begitulahg caranya ... persis seperti yang kukatakan, cara itu pasti berhasil.

oleh: Lavere


Tidak ada komentar:

Posting Komentar