KIJANG CHAMOIS, DAN MUSANG
Seekor singa sedang mengejar
seekor kijang chamois melintasi sebuah lembah. Ia nyaris menangkapnya, dan
dengan pandangan mata penuh kerinduan, iamengharapkan jamuan makan yang
memuaskan. Sepertinya seolah si korban hampir mustahil lolos; karena sebuah
jurang yang mendalam tampaknya menghalangi jalan si pemburu dan juga hewan yang
diburu. Tetapi kijang chamois yang cekatan, yang mengerahkan segenap
kekuatannya, melayang bak sebuah anak panah dari busurnya menyeberangi jurang
yang menganga itu, dan berdiri tak bergeming di tebing berbatu di seberang
jurang. Si singa berhenti mendadak. Tetapi tepat saat itu, seorang temannya
kebetulan berada di dekatnya. Temannya adalah si musang. “apa?” ujar si musang,
“dengan kekuatan dan ketangkasanmu, apakah mungkin kau menyerah kepada seekor
kijang chamois yang lemah? Kau hanya perlu menginginkannya saja, maka kau pasti
bisa menciptakan keajaiban. Meskipun jurang itu dalam, namun jika kau
benar-benar bertekad baja, aku yakin bahwa kau bisa melewatinya. Kau bisa mempercayai
persahabatanku yang tulus. Aku tidak akan membiarkan nyawamu berada dalam
bahaya karena aku benar-benar menyadari kekuatan dan ketangkasanmu. “darah si
singa berdesir pnas dan mulai mendidih di urat-urt darahnya. Ia melompat dengan
sekuat tenaga. Tetapi ia tak bisa menyeberangi jurang itu; jadi ia pun jatuh ke
bawah jurang dan tewas. Kemudian apa yang dilakukan oleh temannya tersayang?
Dengan hati-hati ia berjalan ke dasar jurang, dan disana, di tengah ruang dan
udara terbuka, karena ia melihart bahwa sekarang singa itu tidak menginginkan
sanjungan atau kepatuhan, ia berusaha melaksanakan ritual menyedihkan yang
terakhir kepada bangkai temannya, dan dalam waktu sebulan ia tel;ah
menggerogoti bangkai itu hingga tulang-belulangnya bersih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar