PERANG
DI PARSALIA
Ketika
kedua pasukan (July Sasar dan Pompy) memasuki Parsalia, dan kedua kubu itu
berkemah di sana, pikiran Pompy sama seperti sebelumnya, yaitu bahwa ia tidak
menyetujui peperangan ... tetapi orang-orang yang berada di sekitarnya merasa
yakin tentang kesuksesan mereka... seolah mereka sudah menaklukan musuh ...
pasukan kavaleri terutama bertekad berperang, karena mereka telah dipersenjatai
dengan sangat lengkap dan memiliki banyak kuda yang pemberani, dan mereka
menilai diri mereka dari kuda –kuda gagah yang mereka pelihara, dan dari
pasukan mereka yang gagah; dan keuntungan jumlah pasukan mereka, karena psukan
mereka yang bejumlah lima ribu orang melawan seribu orang pasukan sasar. Jumlh
pasukan infanteri pun tidak berimbang jumlahnya , karena pasukan infantery
pompey yang berjumlah empat puluh lima ribu orang melawan pasukan infanteri
Sasar yang berjumlah 22 ribu orang.
(keesokan harinya) selagi pasukan infanteri terlibat dalam perang utama , Pompy
berkuda dengan percaya diri dan menyebarkan pasukan kavalery dengan amat melebar supaya mereka bisa mengepung
sayap kanan pasukan sasar. Tetapi sebelum mereka menyerang, antek-antek sasar
bergegas keluare dan menyerang mereka, dan tidak mengarahkan tombak mereka dari
kejauhan atau menyerang paha dan kaki pasukan pompy, seperti yang biasanya
terjadi dalam perang jarak dekat, melainkan mengarahkan tombak ke wajah mereka.
Karena begitulah instruksi sasar kepada mereka dengan harapan agar para pemuda
tentara itu, yang belum tahu banyak tentang peperangan dan luka, tetapi yang
memanjangkan rambut mereka dan pada puncak keremajaan mereka dan puncak keelokan
fisik mereka, pasti mencemaskan serangan semacam itu dan tidak mau mengambil
resiko menghadapi bahaya di masa kini yang pasti merusak masa depan mereka.
Jadi, terbuktilah bahwa saat mereka berada amat jauh dari sasaran tombak-tombak
ini, tetapi mereka malah memalingkan kepala danb menutupi wajah mereka untuk
mengamankannya. Setelah mengalami kekaauan, sekarang mereka berbalik dan hendak
kabur; jadi mereka merusak segalanya dengan amat memalukan. Orang-orang yang
telah mengalahkan mereka mengepung pasukan infanteri itu seketika itu juga, dan
mereka maju terus dan menghancurkan musuh secara total. Pompy, yang telah
mengomandoi sayap lain pasukannya, ketika melihat pasukan kavalerinya kacau
balau an berhamburan mundur, tidak lagi seberani tadio, dan ia juga tidak ingat
bahwa ia adalah Pompy yang hebat, tetapi ibarat manusia yang telah direbut
indra-indranya oleh seorang dewa, ia kembali ke tendanya tanpa mengucapkan
sepatah katapun, dan di sana ia duduk dan menunggu hasil perang itu hingga
seluruh pasukannya kocar kacir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar