Miftachul Wachyudi (Yudee) is My Best Next President Republik Indonesia

Miftachul Wachyudi (Yudee) is My Best Next President Republik Indonesia
Miftachul Wachyudi (Yudee) is My Best Next President Republik Indonesia

Miftachul Wachyudi (Yudee) is My Best Next President Republik Indonesia

Miftachul Wachyudi (Yudee) is My Next Best President Republik Indonesia

Sabtu, 24 Mei 2014

SI PENGANUT ALIRAN SUFI DAN SI AHLI BEDAH




SI PENGANUT ALIRAN SUFI DAN SI AHLI BEDAH

Pada zaman kuno, seorang raja Tartar sedang berjalan-jalan di luar bersama sebagian bangsawannya. Di pinggir jalan terdapat seorang abdal (seorang pengelana dan penganut aliran sufi) yang erseru : “siapapun yang bersedia memberiku  seratus dinar, aku akan memberinya nasihat yang baik.” Sang raja berhenti dan berkata, “abdal, apa nasihat baik yang bisa kau berikan dengan uang seratus dinar?” “tuan” jawab si abdal, “berikanlah uang itu kepadaku, maka aku akan langsung memberitahukan nasihat itu kepadamu” sang raja menurutinya karena ia berharap bisa mendengar nasihat yang luar biasa. Si umat Muslim itu berkata kepadanya : “inilah nasihatku : jangan pernah mulai melakukan sesuatu sebelum kau merenungkan akhirnya.” Mendengar nasihat ini, kaum bangsawan dan semua orang lain yang ada di sana tertawa, dan mengatakan bahwa si Abdal bersikap bijaksana dengan meminta uang terlebih dahulu. Tetapi sang raja berkata: “kalian tidak memiliki alasan untuk mentertawakan nasihat yang baik ini yang telah diberikan abdal kepadaku. Tidak ada seorang pun yang tidak menyadari fakta bahwa sebaiknya kita berpikir dengan seksama sebelum melakukan sesuatu. Tetapi setiap hari kita bersalah karena tidak mengingat nasihat itu, jai konsekuensinya pun buruk. Aku sangat menghrgai nasihat umat Muslim ini.” Sang Raja memutuskan agar selalu mengingat nasihat itu, jadi ia menyuruh agar nasihat itu ditulis dengan tinta emas di dinding  dan bahkan di ukir di piring peraknya. Tidak lama setelah itu, seorang pembrontak ingin membunuh sang raja. Ia menyogok ahli bedah kerajaan dengan janji mengangkatnya menjadi perdana menteri jika ia menusukkan alat bedah beracun ke lengan sang raja. Ketika tiba saatnya  untuk mengeluarkan sebagian darah sang raja , sebuah baskom perak diletakkan dibawahnya untuk menampung darah itu. Tiba-tiba si ahli bedh menyadari kata-kata yang diukir di atas baskom poerak itu : “jangan pernah melakukan sesuatu sebelum kau merenungkan akhirnya.” Barulah saat itu si ahli bedah sadar bahwa jika si pemberontak itu menjadi raja, pria itu bisa langsung membunuh dirinya dan tidak perlu menepati janjinya.
Sang raja, yang menyadari bahwa sekarang si ahli bedah gemetaran, bertanya kepadanya apa ang telah terjadi padanya. Jadi ia mengakui kebenaran pada saat itu juga . si pemberontak di tangkap, dan sang raja memanggil semua orang yang berada di dekatnya saat si abdal memberikan nasihatnya, dan bertanya kepada mereka; ‘apakah kalian masih mentertawakan si umat islam itu?”




Tidak ada komentar:

Posting Komentar