PUTRA
Tuan
Si memiliki dua orang putra: yang satu gemar belajar; satu lagi gemar
berperang. Putra pertama menuturkan
ajaran moralnya di istana Chi yang mengaguminya dan ia diangkat menjadi seorang
guru, sedangkan putra kedua menuturkan strategi di istana CHU yang suka
berperang dan diangkat menjadi seorang jenderal.
Tuan
Meng yang melarat , saat mendengar bahwa dua putra tuan Si sangat suksess, mengirimkan kedua
putra kandungnya sendiri. Untuk meneladani kedua putra tuan Si yang sangat
sukkses. Putra pertama menuturkan ajaran moralnya di istana XIN , tetapi raja XIN berkata : “sekarang ini
negara-negara bagian sedang berperang dengan kekuatan penuh dan setiap pangeran
sedang sibuk mempersenjatai pasukannya habis-habisan. Jika aku menuruti ocehan
orang ini yang lupa daratan, kita pasti akan segera mati.” Jadi, ia menyuruh
pemuda itu dikebiri. Sementara itu, putra kedua keluarga Meng memamerkan
kejeniusan militernya di istana WEI. Tetapi Raja WEI berkata : “negaraku adalah
negara lemah. Jika aku mengandalkan kekuatan alih-alih diplomasi, kita akan
segera tersapu habis. Di lain pihak, jika aku membiarkan pria agresif ini
pergi, dia akan menawarkan jasanya kepada negara bagian lain dan kemudian kita
akan mendapat masalah.” Jadi , ia menyuruh kedua kaki pria itu dipotong.
Kedua
keluarga, baik keluarga tuan SI maupun keluarga tuan MENG melakukan tindakan yang hampir persis sama.
Hanya saja keluarga yang satu (tuan SI) memilih waktu yang tepat, sedangkan
keluarga kedua (tuan MENG) memilih waktu yang salah. Jadi, kesuksesan tidak
tergantung kepada rasionalisasi, melainkan kepada pilihan waktu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar